Menarik melihat bagaimana orang Belanda yang tinggal di Indonesia di
abad lampau mengadaptasi kebiasaan pribumi. Kebiasaan memakai bantal
guling, kebiasaan tidur siang yang tidak biasa bagi orang Belanda. Juga
makan siang dengan menu nasi dan aneka lauk, sementara di Belanda mereka
terbiasa makan siang hanya dengan setangkup roti.
Semua itu terekam dalam buku catatan Justus van Maurik, Indrukken van
een Totok, 1897. Menyebut dirinya seorang Belanda totok, Van Maurik
adalah pengusaha pembuat rokok sekaligus penulis di Amsterdam. Dalam
bukunya juga disebut beberapa nama makanan tradisional, misalnya sambal
hati, sambal oedang, sambal ketimoen, sambal setan, sambal pete,
kroepoek, dendeng, terasi. Menu yang disebutnya dalam nama aslinya tadi,
tidak berubah sampai sekarang. Dari buku catatannya saya menemukan
banyak kepingan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar