Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun
perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut
dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga
yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan
apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang
telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran
rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat
prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan
juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi,
sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa
bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong
Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny
Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis
kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang
diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari :
• Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
• Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
• Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
• Dibawah usia 15 tahun (U-15)
• Dibawah usia 17 tahun (U-170
• Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
• Dibawah usia 23 tahun (U-23)
• Sepakbola Wanita
• Futsal.
PSSI pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari
pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan
atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan
dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun
oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak
ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan
Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan
– pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri
atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah –
daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi
olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.
Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1
November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima
menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC
(Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula
pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan
Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk
selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai
organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement
Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No.
J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3
Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi
olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah
Indonesia merdeka.
PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid memiliki beberapa hal yang
dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan
ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski
dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua
Umum tahun 2010, dan reaksi berlebihan atas diselenggarakannya Liga
Primer Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar